Dari Ambon menuju pelabuhan Tulehu naik kapal cepat
ke pelabuhan Amahai di kota Masohi di pulau Seram yang ditempuh kurang lebih 90
menit. Tiba di Masohi makan siang di lanjutkan perjalanan darat kurang lebih
2,5 jam untuk menuju desa Saleman. Disini kita bakalan menginap di GuestHouse
pemilik sesepuh desa. Setelah cek in. Sore hari, kita bisa keliling kampong
sambil menunggu kemunculan burung berekor kelelawar sambil bersunset ria. Makan
malam dan free program (bisa main kartu, kongkow bareng penduduk desa Saleman
atau do something yang asik).
Ora
beach atau pantai Ora terletak di Pulau Seram, Maluku Tengah. Inilah surga
dunia. Tak perlu jauh-jauh ke luar negeri untuk mendapatkan suasana yang damai
dengan pemandangan alam (khususnya pantai) yang sangat indah.
Pantai Ora memang sangat menawarkan keindahan alam
yang tiada duanya, satu lagi bukti untuk para wisatawan diluar sana bahwa
indonesia mempunyai pantai yang indah.
Ini salah satu bukti bahwa Indonesia sangat kaya
dengan keindahan alamnya jika mau dijaga dengan baik. Bagi para wisatawan, di pantai
ini telah disediakan resort-resort yang berdiri di atas pantai dengan air yang
sangat jernih. Resort-resort disini berbentuk rumah panggung dengan material
kayu sehingga menimbulkan suasana nyaman untuk bersantai menghilangkan penat
atau beban pikiran. Tempat ini sangat memanjakan pengunjungnya yang ingin
mencari ketenangan pikiran.
Selain itu, pemandangan alamnya juga tak kalah jika
dibandingkan dengan pantai Lanikai Oahu di Hawaii atau Pulau Maladewa.
Setidaknya kita tidak harus jauh-jauh pergi ke luar negeri karena ternyata
Indonesia pun punya keindahan serupa.
Yang menjadi tugas kita adalah tetap menjaga
keindahan alamnya agar tidak pudar oleh karena tangan-tangan jahil yang tidak
bertanggungjawab. Di pantai ora ini, tumbuhan karang-karang dan hewan-hewan
lautnya masih berjumlah banyak dan masih terawat dengan baik, mungkin karena
tempat ini belum terlalu terekspos sehingga belum banyak yang datang dan
merusak.
Negeri ini bersebelahan dengan Saleman. Bisa
ditempuh melalui laut dari Saleman atau dari Jalan Trans Seram. Penginapan
berlokasi di antara permukiman penduduk yang hampir 40 persen di antaranya
membangun rumah di atas laut. Penginapan ini pun dibangun di atas laut dengan
terumbu karang dan ikan karang beraneka warna menghiasi dasar laut.
Muhammad Ali, pemilik penginapan, mengatakan, selain
snorkle, pengunjung juga bisa melintasi Sungai Salawai untuk melihat proses
pembuatan sagu, pengambilan buah kelapa, atau melihat beragam jenis burung di
muara sungai di Teluk Sulaiman.
Wisatawan juga bisa trekking melintasi hutan yang
masih lestari di balik Negeri Sawai, menuju Pusat Pendidikan dan Rehabilitasi
Satwa di Dusun Masihulan, Sawai, tempat melihat penangkaran burung kakaktua
seram dan nuri seram. Jangan lupa melihat gua, air terjun, atau menghabiskan
malam di pondok, di tengah hutan, yang sengaja dibangun oleh Ali.
Kegiatan-kegiatan ini bisa menyedot wisatawan sampai
500 orang setiap tahun. Mayoritas turis asing dari Belanda, Amerika Serikat,
dan Jepang. Bahkan, tahun ini, sudah 20 grup turis dari sejumlah negara yang
pesan temmpat. Setiap grup berjumlah sedikitnya 10 orang
Aktivitas pariwisata di Teluk Sulaeman, persisnya di
Saleman dan Sawai ini, sebetulnya sudah dirintis sejak pertengahan 1990. Namun,
saat mencapai puncak kejayaan, industri ini meredup, bahkan mati total akibat
kerusuhan Maluku pada 1999.
No comments:
Post a Comment